Buku-Buku Yang Akan Dibaca di Tahun 2017

Friday, January 13, 2017

Berapa buku yang akan sampeyan baca di tahun 2017 ini? Saya, berdasarkan 2017 Reading Challenge di Goodreads, menargetkan 12 buku. Terlalu sedikit? Atau terlalu banyak? Soal jumlah ini bisa jadi relatif, karena terkait dengan tema dan tebal buku yang akan dibaca.

Kalau 12 buku yang dimaksud itu sejenis Bukan Pasar Malam-nya Pram, tentu angka itu terlalu sedikit karena buku-buku Pram seperti itu dibaca sampai habis seharipun bisa. Tapi kalau 12 buku yang dimaksud itu semisal Seven Brief Lesson on Physics-nya Carlo Rovelli, yang meski tebalnya tidak jauh beda dengan Bukan Pasar Malam-nya Pram, maka jumlah 12 itu, menurut saya, sudah lebih dari cukup. Kedua buku yang saya sebutkan barusan itu cukup tipis, tapi bedanya adalah di genre buku. Kalau buku Pram adalah novel, sejenis roman, maka buku Rovelli adalah tulisan tentang Fisika Kuantum dan Teori Relativitas Einstein.

Ngomong-ngomong soal 12, jumlah itu memang turun drastis dari target tahun lalu yang sampai di angka 30 dan berhasil saya selesaikan di angka 33. Tapi, sejujurnya, jumlah 33 itu kebanyakan saya isi dengan beberapa buku kumpulan puisi yang jumlah halamannya sangat tipis, yang sengaja saya baca demi memenuhi target 30 buku tersebut. Kan keren kalo target bacaan terpenuhi, gitu, hehe. Dan setelah saya pikir-pikir, ternyata kekerenan itu sesuatu yang semu karena tidak semua buku yang saya baca sampai tandas itu benar-benar buku yang saya butuhkan.

Selain itu, saya terinspirasi dengan kata-kata dari seorang teman ketika kami berbincang tentang, apa yang kami sebut sebagai, pola baca ketika usia semakin bertambah dan tema bacaan semakin meluas. Jadi, katanya, kalau dulu kita melahap nyaris semua jenis buku dengan tema pembahasan yang luas dan beragam, sekarang, membaca dengan pola seperti itu, sebaiknya, perlu dikurangi, atau minimal ditinjau kembali. Maksudnya bukan membatasi bacaan, tapi ada tema tertentu yang secara tekun perlu kita baca dan ikuti perkembangannya sambil sesekali menghibur diri dengan bacaan lain yang temanya lebih ringan dan lapang. Dan tahun 2017 ini adalah momen yang tepat untuk memulai kebiasaan seperti itu.

Oleh karena itulah, saya sengaja bikin target yang nggak terlalu tinggi karena tahun ini saya ingin membaca buku dengan tema yang lebih spesifik dan fokus. Buku-buku yang memang benar-benar saya butuhkan dan ingin saya perdalam pemahaman tentangnya. Bukan buku yang dibaca demi mencari kesenangan ansich, melainkan untuk meningkatkan kualitas diri dan mengasah ketajaman berpikir (berat kali kata-kata ini hehehe).

Jadi, pada tahun 2016 kemarin, saya sebenarnya sudah mulai meraba-raba, buku dengan tema apa yang sebaiknya saya baca secara intens di usia saya yang sekarang ini, dengan tanggungjawab dan peran yang sekarang saya emban. Sepertinya, menjadikan misi ini sebagai sesuatu yang lebih personal adalah langkah awal yang tepat, karena yang namanya memulai biasanya selalu berawal dari sesuatu yang terdekat.

Sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin menegaskan bahwa daftar buku-buku yang akan saya sebutkan ini tidak bersifat final. Karena seiring berjalannya waktu, mungkin akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan dengan buku-buku yang muncul dari pembacaan buku-buku yang saya sebutkan berikut. Dan, inilah daftar 12 buku yang ingin saya baca di tahun 2017.

  1. Seven Brief Lessons on Physics karangan Carlo Rovelli
  2. Mencapai Maqam Shiddiqun dan Rabbaniyun Syarah Al Hikam karangan Said Hawwa
  3. Orangtuanya Manusia karangan Munif Chatib
  4. Prophetic Parenting karangan Muhammad Nuh Abdul Hafidz Suwaid
  5. Collapse karangan Jared Diamond
  6. Orientalis dan Diabolisme Pemikiran karangan Syamsudin Arif
  7. Legenda Kertas (kumpulan tulisan)
  8. Merenung Sampai Mati karangan Prie GS
  9. Sirah Nabawiyah karangan Al Buthy dan Al Mubarakfury
  10. Teras Terlarang oleh Fatima Mernisi
  11. Cara Membicarakan Berbagai Topik Penting Dengan Anak karangan Schaefer dan DiGeronimo
  12. English Grammar for Children

Demikian daftar 12 buku yang rencananya akan saya baca di tahun 2017. Bagaimana dengan sampeyan? [libridiary]


Meruya, Januari 2017

You Might Also Like

0 comments