Membaca Cosby

Monday, September 12, 2016

Apa manfaatnya membaca buku tentang keluarga dari orang yang pernah divonis melakukan pelecehan seksual kepada lebih dari 50 wanita dalam kurun waktu lebih dari empat puluh tahun? Itu hal pertama yang terlintas di dalam pikiran saya ketika saya memutuskan untuk membeli buku ini dari seorang penjual buku bekas di Bintaro. Saat menimang-nimang buku ini, saya sempat ragu apakah saya harus membelinya, meski sang penjual mengintimidasi saya dengan tawaran harga yang cukup murah, atau justru meninggalkannya. Tapi setelah menghabiskan lima belas menit untuk membaca beberapa bagian buku ini secara acak, akhirnya saya putuskan untuk membelinya.

Ini adalah buku tentang peran ayah dari sudut pandang seorang William Henry Cosby Jr, atau yang tenar dengan nama Bill Cosby, seorang pelawak, bintang film, dan, ini yang menarik, seorang doktor di bidang pendidikan dengan segala keunikannya. Sampeyan yang tumbuh dan besar di era 80an dan 90an, pasti hafal persis dengan sitkom The Cosby Show dimana orang ini adalah pemeran utamanya.

Dan karena Bill juga seorang komedian, maka beberapa bagian buku ini pernah juga ia bawakan dalam acara stand up comedy yang tayang di Amerika. Tayangan itu masih bisa sampeyan lihat di situs daring Youtube.

Mengenai tugas orangtua, salah satu lawakan yang pernah ia lontarkan, meski agak nyeleneh, adalah tentang ketidakmampuan Tuhan untuk menjadi 'orangtua' yang baik bagi anak-anaknya. Betapa tidak. Anak pertamaNya, Adam, membangkang perintahNya yang sepele: jangan makan buah dari pohon itu. Bahkan cucuNya membunuh cucuNya yang lain. Dari situ Bill kemudian menyimpulkan bahwa Tuhan saja 'kewalahan' dalam mengelola keluargaNya, bagaimana lagi dengan kita yang hanya manusia biasa.

Tapi masalahnya bukan di situ. Masalahnya adalah bahwa tugas orangtua memang memiliki kerumitannya tersendiri. Kerumitan itu bahkan sangat khas dan unik jika diejawantahkan dalam tataran keluarga yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dan melalui buku ini, Bill berusaha mendedahkan pengalamannya sebagai seorang ayah bagi lima orang anaknya dengan segala keunikan yang ada pada dirinya.

Sampeyan; para calon ayah dan yang sudah terlanjur jadi ayah, mungkin perlu juga membaca buku ini. [libridiary]


Saaba, September 2016

You Might Also Like

0 comments