Re-Read-able Books

Friday, August 15, 2014

Maksud dari judul di atas adalah buku-buku yang sudah pernah dibaca tapi dibaca kembali dengan pelbagai alasan. Alasan-alasan itu bisa jadi karena ingin mencari sesuatu yang tak tuntas didapatkan pada saat pembacaan pertama, atau karena seiring berjalannya waktu ada semacam kesadaran yang membangunkan kita bahwa buku-buku yang awalnya membosankan ternyata menyimpan pesan tak kasat mata bagi kita dan karenanya ingin kita baca kembali, atau karena ada teaser dari seseorang yang membuat kita memutuskan untuk membaca ulang buku-buku tersebut, atau kita hanya ingin melakukannya saja tanpa alasan yang benar-benar spesifik.

Setelah diingat-ingat, memang ada beberapa buku yang sempat saya baca satu, dua, bahkan sampai tiga kali. Bicara soal alasan, saya cenderung setuju dengan alasan “pesan tak kasat mata” sebagaimana yang sudah saya tuliskan di atas. Kalau kata seorang ustadz, semacam “semangat pencarian makna kembali” dari bacaan-bacaan yang pernah kita lahap di masa silam.

Buku-buku yang re-read-able itu di antaranya adalah:

  1. Sirah Nabawiyah baik karangan Al Buthy maupun Al Mubarakfury. Keduanya sudah saya baca sampai tamat sebanyak dua kali.
  2. Beberapa buku karangan Najib Kailani semisal Rihlah Ilallah, Mereka Yang Mencari Syurga, Layali Turkistan, atau Gadis Jakarta.
  3. Buku karangan Hernowo berjudul Andai Buku Itu Sepotong Pizza.
  4.  Cinta di Rumah Hasan Al Banna karangan Muhammad Lili Nur Aulia
  5. Risalah Pergerakan Al Ikhwan Al Muslimun sedang saya mulai pembacaan ke dua.
  6. Memoar Hasan Al Banna pun sudah tamat dua kali.
  7. Tsawabit Al Mutaghayyirat karangan Jum’ah Amin Abdul Aziz seingat saya sudah saya baca dua kali.
  8. Novel Ayat-Ayat Cinta-nya Kang Abik.
  9. Buku-buku karangan Anis Matta.
  10. Tetralogi Buru-nya Pram.
  11. Pilar-Pilar Asasi karangan Rahmat Abdullah.
  12. Dan lain-lain. 

Daftar di atas sepertinya akan bertambah sehubungan dengan rencana pribadi saya untuk menulis buku sendiri. Ada beberapa judul buku yang sudah pernah saya baca sampai tuntas yang saya targetkan untuk dibaca ulang. Semangat “pencarian makna kembali” menjadi salah satu alasan kuat yang mendasari kenapa saya melakukan ini.

Bagaimana dengan Anda? [mylibridiary]


Kilongan, Agustus 2014 

You Might Also Like

0 comments